Sabtu, 28 Februari 2015

Malam Minggu

Besok, adalah tepat setahun berlalu. Runtuhnya hati sekeras batu.
Dua hari yang lalu masih bercumbu, walau hanya sekedar berucap rindu. Bercanda gurau dalam perbincangan lewat udara.

Tapi esoknya, dikala kebiasaan menjadi rutinitas.Setiba di kantor, saya membuka BBM saya, hendak memberi kabar bahwa saya sudah di kantor dengan selamat. Dan biasanya saya juga mengingatkan bahwa dia waspada dan hati-hati berkendara, tidak lupa juga saya mengucapkan 'I Love U' sebagai tanda bahwa saya sungguh mencintainya.
Saya tidak percaya bahwa tak ada namanya dalam daftar kontak. Bolak-balik saya periksa, tapi tetap tidak ada. Dan saya berpikir bahwa mungkin dia sudah ganti nama 'kontak'. Kemudian saya menghitung satu per satu kontak BBM, tetap saja saya tidak menemukan namanya 'My Love' atau nama aslinya 'NT'.

Saya terus berpikir positif, karena saya tetap belum percaya akan hal tersebut. Saya konfirmasi melalui WA atau WhatsApp. "Waw... Ternyata saya sudah di delcon ya..? Terimakasih.." Tulis saya di WA. Yang sesungguhnya hanya bermaksud bercanda. (Saya berharap dia membalas kurang lebihnya seperti ini "Iya.. Maaf, kepencet.. Ga sengaja" atau jawaban lain yang mengisyaratkan tidak ada unsur 'sengaja' menghapus kontak saya.

Sontak saya kaget bukan mimpi, ternyata eh ternyata dan tak terduga dan tak terpikirkan. Dengan fokus sefokus-fokusnya, saya membaca dan merangkai kata demi kata, mengartikan antara kata yang satu dengan kata yang lainnya.

Sekali lagi. Saya tidak percaya. Tapi saya harus percaya pada kenyataan bahwa saya tak lagi ada dalam daftar kontaknya dan juga dia tak ada dalam daftar kontak saya.

Hari ini adalah hari Sabtu. Saya libur seperti biasanya. Tapi aktifitas saya tidak seperti biasanya bila dibandingkan dengan Sabtu yang lalu. Atau bila dibandingkan dengan Sabtu-sabtu yang lain dalam kurun waktu setahun belakangan.

Dari pagi saya bangun seperti biasa. Meskipun badan masih menempel di kasur. Tapi tetap saja saya tidak tidur. Seusai mandi saya pergi ke bengkel dekat tempat saya tinggal. Tune up motor sambil melihat-lihat orang-orang yang lalu-lalang di jalanan.

Saya tidak ada lagi kegiatan lain selain tidur. Saya tidak lagi berkendara sejauh hampir 100 km sehari (Pamulang-Cibinong-Pamulang-Cimanggis Depok). Saya hanya tidur, makan, dan tidur lagi. Sama seperti dulu sebelum setahun yang lalu itu.

Tapi sesungguhnya, kini saya sangat menikmati hari ini. Bukan karena tidak berkendara dengan jarak 100km itu. Namun semata-mata hanya merasakan hidup saya yang sama seperti dulu. Hidup tenang dan sangat damai.

Terimakasih atas semua pelajaran hidup yang kau bagi.. Setidaknya kau pernah ada dalam hidupku. Di antara lembaran-lembaran perjalanan hidupku ada tertulis namamu. Entah itu adalah nama terakhir, atau nama yang hanya bertahan sampai malam minggu, sebelum genap setahun...???